Blogger news

Minggu, 17 Februari 2013

Opini - Kontroversi dibalik Pencalonan Bang Haji

"
         Pemilu pesiden memang masih setahun lagi, tapi berita mengenai pesta demokrasi ini sudah hangat diperbincangkan jauh-jauh hari sebelumnya. Teknis dan kandidat dalam pemilu raya memang sudah pasti menjadi topik yang banyak dijadikan rubrik dalam berita. Namun ada sesuatu yang lebih menarik lagi dibalik topik pemilu raya 2014 nanti, yakni pencalonan raja dangdut Indonesia yakni Rhoma Irama sebagai calon presidan pada pemilu 2014 nanti.
        Memang sah-sah  saja jika ada seseorang yang hendak mencalonkan dirinya sebagai presiden, akan tetapi dengan majunya Bang Haji (panggilan akrab beliau) ke kursi pemilu mendatang memang
sudah pasti menimbulkan banyak kontroversi.  Seperti yang pernah diberitakan dalam sebuah media online, bahwa motif utama dari pencalonannya adalah karena beliau merasa terpanggil dan beliau mendapat banyak dukungan dari para ulama serta penggemarnya untuk mencalonkan diri. Akan tetapi dukungan yang diperlukan seseorang untuk menuju kursi presiden tidak hanya dari kaum ulama saja. Selain itu, masih hangat di benak kita saat pemilihan gubernur DKI beberapa bulan silam. Bang Haji dengan lantang menyatakan bahwa dirinya mendukung Fauzi Bowo untuk menjadi gubernur, karena beliau tidak ingin Jakarta dipimpin oleh seorang non-muslim, karena pada saat itu lawan Fauzi Bowo yakni Jokowi,  menggandeng Ahok yang notabenenya seorang non muslim untuk berkoalisi. Bisa dibayangkan jika Bang Haji menjadi presiden nanti, mungkin orang yang non-muslim akan merasa takut akan ada diskriminasi terhadap mereka, mengingat pada pemilu DKI Jakarta pun Bang Haji terkesan fanatik.
          Tidak bisa kita pungkiri bahwa popuularitas yang dimilkki oleh Rhoma Irama memang bisa saja mengantarkannya ke pemilihan nanti. Namun ada hal yang harus kita perhatikan. Dalam ilmu politik, untuk menjadi seorang penguasa seperti  presiden harus mempunyai sebuah “kekuasaan” yang di dalamnya melibatkan beberapa ciri, diantaranya ialah:
1.      Dapat mempengaruhi
2.      Mempunyai tahta/kedudukan
3.      Mempunyai kekuatan
4.      Mempunyai kecerdasan
5.      Mempunyai kekayaan
6.      Mempunyai keahlian

          Saya pikir untuk poin pertama saja sudah cukup sulit bagi Bang Haji. Alasannya dapat kita lihat dalam berbagai media, bahwa hanya sedikit kalangan yang mendukung beliau. Ini berarti beliau kurang berpengaruh. Yang ke-dua, Rhoma Irama memang mempunyai tahta, akan tetapi tahtanya tersebut sangat tidak berkaitan dengan dunia politik, yakni sebagai raja dangdut. Lalu kekuatan. Saya pikir, apa yang dimilkki beliau sekalipun popularitasnya yang begitu hebat tidak cukup untuk memberikan beliau kekuatan dalam pencalonannya. Selain itu kekayaan, kecerdasan, dan keahlian yang beliau milikki pun rupanya tidak banyak membantu. Beliau sangat kaya, juga cerdas dan mempunyai keahlian. Tapi kecerdasan dan keahlian yang beliau punya dalam dunia musik menurut saya lebih layak diakui dan diperhitungkan,  dibandingkan dengan kecerdasan dan keahliannya di bidang politik.
      Meski beliau mengaku pernah menjadi ketua umum dalam suatu partai, akan tetapi kemampuan beliau dalam dunia politik sangat diragukan. Terlebih beliau pun tidak menyebutkan nama partai yang diketuai olehnya. Kalau SBY saja yang notabenenya mempunyai latarbelakang politik dan  pengalaman berpolitik selama berpuluh-puluh tahun masih belum mampu meningkatkan kesejahteraan Indonesia dalam berbagai aspek, apalagi Bang Haji, yang semenjak rencana pencalonannya pun sudah menuai konflik dan cibiran dari berbagai pihak. 

"
         Pemilu pesiden memang masih setahun lagi, tapi berita mengenai pesta demokrasi ini sudah hangat diperbincangkan jauh-jauh hari sebelumnya. Teknis dan kandidat dalam pemilu raya memang sudah pasti menjadi topik yang banyak dijadikan rubrik dalam berita. Namun ada sesuatu yang lebih menarik lagi dibalik topik pemilu raya 2014 nanti, yakni pencalonan raja dangdut Indonesia yakni Rhoma Irama sebagai calon presidan pada pemilu 2014 nanti.
        Memang sah-sah  saja jika ada seseorang yang hendak mencalonkan dirinya sebagai presiden, akan tetapi dengan majunya Bang Haji (panggilan akrab beliau) ke kursi pemilu mendatang memang
sudah pasti menimbulkan banyak kontroversi.  Seperti yang pernah diberitakan dalam sebuah media online, bahwa motif utama dari pencalonannya adalah karena beliau merasa terpanggil dan beliau mendapat banyak dukungan dari para ulama serta penggemarnya untuk mencalonkan diri. Akan tetapi dukungan yang diperlukan seseorang untuk menuju kursi presiden tidak hanya dari kaum ulama saja. Selain itu, masih hangat di benak kita saat pemilihan gubernur DKI beberapa bulan silam. Bang Haji dengan lantang menyatakan bahwa dirinya mendukung Fauzi Bowo untuk menjadi gubernur, karena beliau tidak ingin Jakarta dipimpin oleh seorang non-muslim, karena pada saat itu lawan Fauzi Bowo yakni Jokowi,  menggandeng Ahok yang notabenenya seorang non muslim untuk berkoalisi. Bisa dibayangkan jika Bang Haji menjadi presiden nanti, mungkin orang yang non-muslim akan merasa takut akan ada diskriminasi terhadap mereka, mengingat pada pemilu DKI Jakarta pun Bang Haji terkesan fanatik.
          Tidak bisa kita pungkiri bahwa popuularitas yang dimilkki oleh Rhoma Irama memang bisa saja mengantarkannya ke pemilihan nanti. Namun ada hal yang harus kita perhatikan. Dalam ilmu politik, untuk menjadi seorang penguasa seperti  presiden harus mempunyai sebuah “kekuasaan” yang di dalamnya melibatkan beberapa ciri, diantaranya ialah:
1.      Dapat mempengaruhi
2.      Mempunyai tahta/kedudukan
3.      Mempunyai kekuatan
4.      Mempunyai kecerdasan
5.      Mempunyai kekayaan
6.      Mempunyai keahlian

          Saya pikir untuk poin pertama saja sudah cukup sulit bagi Bang Haji. Alasannya dapat kita lihat dalam berbagai media, bahwa hanya sedikit kalangan yang mendukung beliau. Ini berarti beliau kurang berpengaruh. Yang ke-dua, Rhoma Irama memang mempunyai tahta, akan tetapi tahtanya tersebut sangat tidak berkaitan dengan dunia politik, yakni sebagai raja dangdut. Lalu kekuatan. Saya pikir, apa yang dimilkki beliau sekalipun popularitasnya yang begitu hebat tidak cukup untuk memberikan beliau kekuatan dalam pencalonannya. Selain itu kekayaan, kecerdasan, dan keahlian yang beliau milikki pun rupanya tidak banyak membantu. Beliau sangat kaya, juga cerdas dan mempunyai keahlian. Tapi kecerdasan dan keahlian yang beliau punya dalam dunia musik menurut saya lebih layak diakui dan diperhitungkan,  dibandingkan dengan kecerdasan dan keahliannya di bidang politik.
      Meski beliau mengaku pernah menjadi ketua umum dalam suatu partai, akan tetapi kemampuan beliau dalam dunia politik sangat diragukan. Terlebih beliau pun tidak menyebutkan nama partai yang diketuai olehnya. Kalau SBY saja yang notabenenya mempunyai latarbelakang politik dan  pengalaman berpolitik selama berpuluh-puluh tahun masih belum mampu meningkatkan kesejahteraan Indonesia dalam berbagai aspek, apalagi Bang Haji, yang semenjak rencana pencalonannya pun sudah menuai konflik dan cibiran dari berbagai pihak. 

0 komentar:

Posting Komentar