Opini - Kontroversi dibalik Pencalonan Bang Haji
"
Pemilu pesiden memang masih setahun lagi, tapi berita mengenai
pesta demokrasi ini sudah hangat diperbincangkan jauh-jauh hari sebelumnya. Teknis
dan kandidat dalam pemilu raya memang sudah pasti menjadi topik yang banyak
dijadikan rubrik dalam berita. Namun ada sesuatu yang lebih menarik lagi
dibalik topik pemilu raya 2014 nanti, yakni pencalonan raja dangdut Indonesia
yakni Rhoma Irama sebagai...
Pemilu pesiden memang masih setahun lagi, tapi berita mengenai
pesta demokrasi ini sudah hangat diperbincangkan jauh-jauh hari sebelumnya. Teknis
dan kandidat dalam pemilu raya memang sudah pasti menjadi topik yang banyak
dijadikan rubrik dalam berita. Namun ada sesuatu yang lebih menarik lagi
dibalik topik pemilu raya 2014 nanti, yakni pencalonan raja dangdut Indonesia
yakni Rhoma Irama sebagai calon presidan pada pemilu 2014 nanti.
Memang sah-sah saja jika ada
seseorang yang hendak mencalonkan dirinya sebagai presiden, akan tetapi dengan
majunya Bang Haji (panggilan akrab beliau) ke kursi pemilu mendatang memang
sudah pasti menimbulkan banyak kontroversi. Seperti yang pernah diberitakan dalam sebuah media online, bahwa motif utama dari pencalonannya adalah karena beliau merasa terpanggil dan beliau mendapat banyak dukungan dari para ulama serta penggemarnya untuk mencalonkan diri. Akan tetapi dukungan yang diperlukan seseorang untuk menuju kursi presiden tidak hanya dari kaum ulama saja. Selain itu, masih hangat di benak kita saat pemilihan gubernur DKI beberapa bulan silam. Bang Haji dengan lantang menyatakan bahwa dirinya mendukung Fauzi Bowo untuk menjadi gubernur, karena beliau tidak ingin Jakarta dipimpin oleh seorang non-muslim, karena pada saat itu lawan Fauzi Bowo yakni Jokowi, menggandeng Ahok yang notabenenya seorang non muslim untuk berkoalisi. Bisa dibayangkan jika Bang Haji menjadi presiden nanti, mungkin orang yang non-muslim akan merasa takut akan ada diskriminasi terhadap mereka, mengingat pada pemilu DKI Jakarta pun Bang Haji terkesan fanatik.
sudah pasti menimbulkan banyak kontroversi. Seperti yang pernah diberitakan dalam sebuah media online, bahwa motif utama dari pencalonannya adalah karena beliau merasa terpanggil dan beliau mendapat banyak dukungan dari para ulama serta penggemarnya untuk mencalonkan diri. Akan tetapi dukungan yang diperlukan seseorang untuk menuju kursi presiden tidak hanya dari kaum ulama saja. Selain itu, masih hangat di benak kita saat pemilihan gubernur DKI beberapa bulan silam. Bang Haji dengan lantang menyatakan bahwa dirinya mendukung Fauzi Bowo untuk menjadi gubernur, karena beliau tidak ingin Jakarta dipimpin oleh seorang non-muslim, karena pada saat itu lawan Fauzi Bowo yakni Jokowi, menggandeng Ahok yang notabenenya seorang non muslim untuk berkoalisi. Bisa dibayangkan jika Bang Haji menjadi presiden nanti, mungkin orang yang non-muslim akan merasa takut akan ada diskriminasi terhadap mereka, mengingat pada pemilu DKI Jakarta pun Bang Haji terkesan fanatik.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa popuularitas yang dimilkki oleh
Rhoma Irama memang bisa saja mengantarkannya ke pemilihan nanti. Namun ada hal
yang harus kita perhatikan. Dalam ilmu politik, untuk menjadi seorang penguasa
seperti presiden harus mempunyai sebuah
“kekuasaan” yang di dalamnya melibatkan beberapa ciri, diantaranya ialah:
1.
Dapat
mempengaruhi
2.
Mempunyai
tahta/kedudukan
3.
Mempunyai
kekuatan
4.
Mempunyai
kecerdasan
5.
Mempunyai
kekayaan
6.
Mempunyai
keahlian
Saya pikir
untuk poin pertama saja sudah cukup sulit bagi Bang Haji. Alasannya dapat kita
lihat dalam berbagai media, bahwa hanya sedikit kalangan yang mendukung beliau.
Ini berarti beliau kurang berpengaruh. Yang ke-dua, Rhoma Irama memang
mempunyai tahta, akan tetapi tahtanya tersebut sangat tidak berkaitan dengan
dunia politik, yakni sebagai raja dangdut. Lalu kekuatan. Saya pikir, apa yang
dimilkki beliau sekalipun popularitasnya yang begitu hebat tidak cukup untuk
memberikan beliau kekuatan dalam pencalonannya. Selain itu kekayaan,
kecerdasan, dan keahlian yang beliau milikki pun rupanya tidak banyak membantu.
Beliau sangat kaya, juga cerdas dan mempunyai keahlian. Tapi kecerdasan dan
keahlian yang beliau punya dalam dunia musik menurut saya lebih layak diakui
dan diperhitungkan, dibandingkan dengan
kecerdasan dan keahliannya di bidang politik.
Meski beliau mengaku pernah menjadi ketua umum dalam suatu partai,
akan tetapi kemampuan beliau dalam dunia politik sangat diragukan. Terlebih
beliau pun tidak menyebutkan nama partai yang diketuai olehnya. Kalau SBY saja
yang notabenenya mempunyai latarbelakang politik dan pengalaman berpolitik selama berpuluh-puluh
tahun masih belum mampu meningkatkan kesejahteraan Indonesia dalam berbagai
aspek, apalagi Bang Haji, yang semenjak rencana pencalonannya pun sudah menuai
konflik dan cibiran dari berbagai pihak.
0 komentar:
Posting Komentar