Blogger news

Kamis, 14 Februari 2013

Opini - PKS Diterpa Isu Suap, Aher Yakin Menang

"
TEMPO.CO, Subang - Tim sukses pasangan cagub Jawa Barat nomor urut 4, Ahmad Heryawan-Dedy Mizwar menyatakan tak terusik dengan ditetapkannya Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, sebagai tersangka kasus suap impor daging oleh KPK.

"Pengaruhnya tidak signifikan," kata Ketua Tim Sukses Aher-Dedy Mizwar, Agus Masykur, saat dihubungi Tempo, Kamis, 31 Januari 2013. Seperti diketahui, calon gubernur Aher-Dedy Mizwar diusung PKS dan PPP. PKS sebagai partai pendukung utama, pamornya diyakini mengalami kemerosotan tajam setelah Luthfi Hasan Ishaaq ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi.

Menurut Agus, dalam pemilihan gubernur yang akan berlangsung pada 24 Februari 2013 tersebut, faktor yang terpenting untuk menjadi penilaian para calon pemilih bukan partai pengusungnya, melainkan para figur yang diusungnya.

"Figur yang jadi pertimbangan dominan masyarakat dalam menentukan pilihannya," ujar Agus. Ia tetap optimistis bahwa pasangan Aher-Dedy Mizwar di dapil Subang akan meraup suara cukup signifikan. "Target kami dapat 40 persen suara."


Dikutip dari Tempo.co
penulis : Nanang Sutisna




BANTAHAN
Hasil survei Pusat Kajian dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), menunjukkan calon gubernur Dede Yusuf yang diusung Partai Demokrat dan Ahmad Heryawan yang dijagokan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersaing ketat.  Keduanya memiliki kans memenangkan Pilgub Jabar. Aher dan Deddy Mizwar mengantongi suara 30,8 persen dari 1.250 responden yang disurvei pada 2-7 Februari 2013 silam. Sedangkan tingkat elektabilitas Dede dengan pasangannya Lex Laksamana mencapai  27,4 persen.

Posisi ketiga ditempati pasangan Rieke Dyah Pitaloka dan Teten Masduki dengan 18,40 persen. Sementara di urutan keempat dan kelima masing-masing ditempati pasangan Irianto MS Saifuddin (Yance) dan Tatang Farhanul dengan 15,20 persen dan pasangan Dikdik M Arief dan Cecef Nana Suryana Toyib yang mendapat 1,76 persen suara responden. Dengan tingkat kesalahan survei lebih kurang 1,5-2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen, selisih suara Aher/Demiz (ADEM) dan Dede-Lex Laksamana (DeLman)  tidak signifikan secara statistik. Artinya, bisa jadi sebetulnya DeLman yang berada di posisi pertama, lebih tinggi sedikit dari ADEM.
 
Jika dibandingkan survei Puskaptis yang pertama November 2012, ADEM mengalami defisit dukungan sebesar 4% sementara DeLman mampu meningkatkan elektabilitasnya sekitar 6% dalam 2 bulan. Potret elektabilitas pada November 2012 lalu adalah: Aher-Deddy menempati urutan pertama dengan raihan 34,8 persen. Menempel ketat di urutan selanjutnya adalah Dede Yusuf-Lex Laksmana dengan elektabilitas sebesar 21,2 persen. Sedangkan di urutan ketiga adalah Rieke Dyah Pitaloka-Teten Masduki dengan 15,7 persen.

Kemudian Irianto MS Syaifiuddin atau Yance-Tatang Farhanul Hakim dengan 7,3 persen. Sedangkan duet Dikdik Mulyana Arif Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib menempati urutan buncit dengan hanya 1,9 persen. Kenaikan elektabilitas pasangan DeLman, Nengtet (Oneng-Teten) dan Rantang (Irianto-Tatang) diikuti dengan turunnya pemilih mengambang dari 19% menjadi hanya 6.8% pada awal Februari 2013. Ini berarti, menjelang hari pemilihan, responden semakin firm dengan pilihannya, dan cenderung untuk tidak memilih ADEM.
 
Survei diadakan persis setelah kasus penangkapan Presiden PKS saat itu oleh KPK. Barangkali ini yang menjelaskan turunnya dukungan terhadap ADEM sampai 4%. Survei oleh lembaga lain, LSI, yang diadakan di pertengahan bulan Januari 2013, menunjukkan pasangan DeLman unggul dengan 35,8% sedangkan ADEM meraih 27,4%. Tapi survei ini menyasar lebih sedikit responden (hanya 440) dan tingkat kesalahannya 4,8%. Intinya sama, ADEM dan DeLman masih bisa saling bertukar posisi.
 
Bagaimana hasil akhir?
Prediksi saya, pemenang pilgub Jabar akan mengantongi suara sekitar 31% saja. Dia bisa ADEM ataupun DeLman. Artinya, pilgub hanya akan berlangsung satu putaran saja. Patut disyukuri. Karena ini berarti menghemat biaya pemilu dan juga enerji rakyat (kabar buruk buat konsultan survei, hehehe…). Kalau sampai 2 putaran, ADEM dan DeLman akan bertarung ulang head-to-head. Bila itu terjadi, sudah hampir pasti pupuslah harapan ADEM mempertahankan singgasana Jabar 1.
Siapapun pemenangnya pada pilgub ini, apakah ADEM ataupun DeLman, mesti diingat bahwa mereka hanya akan meraih suara sedikit di atas 30%. Artinya, hampir 70% pemilih sebetulnya menolak mereka. Tapi itulah demokrasi.

Oleh :
Rasikhah  
rasikhah2@gmail.com
 
"
TEMPO.CO, Subang - Tim sukses pasangan cagub Jawa Barat nomor urut 4, Ahmad Heryawan-Dedy Mizwar menyatakan tak terusik dengan ditetapkannya Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, sebagai tersangka kasus suap impor daging oleh KPK.

"Pengaruhnya tidak signifikan," kata Ketua Tim Sukses Aher-Dedy Mizwar, Agus Masykur, saat dihubungi Tempo, Kamis, 31 Januari 2013. Seperti diketahui, calon gubernur Aher-Dedy Mizwar diusung PKS dan PPP. PKS sebagai partai pendukung utama, pamornya diyakini mengalami kemerosotan tajam setelah Luthfi Hasan Ishaaq ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi.

Menurut Agus, dalam pemilihan gubernur yang akan berlangsung pada 24 Februari 2013 tersebut, faktor yang terpenting untuk menjadi penilaian para calon pemilih bukan partai pengusungnya, melainkan para figur yang diusungnya.

"Figur yang jadi pertimbangan dominan masyarakat dalam menentukan pilihannya," ujar Agus. Ia tetap optimistis bahwa pasangan Aher-Dedy Mizwar di dapil Subang akan meraup suara cukup signifikan. "Target kami dapat 40 persen suara."


Dikutip dari Tempo.co
penulis : Nanang Sutisna




BANTAHAN
Hasil survei Pusat Kajian dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), menunjukkan calon gubernur Dede Yusuf yang diusung Partai Demokrat dan Ahmad Heryawan yang dijagokan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersaing ketat.  Keduanya memiliki kans memenangkan Pilgub Jabar. Aher dan Deddy Mizwar mengantongi suara 30,8 persen dari 1.250 responden yang disurvei pada 2-7 Februari 2013 silam. Sedangkan tingkat elektabilitas Dede dengan pasangannya Lex Laksamana mencapai  27,4 persen.

Posisi ketiga ditempati pasangan Rieke Dyah Pitaloka dan Teten Masduki dengan 18,40 persen. Sementara di urutan keempat dan kelima masing-masing ditempati pasangan Irianto MS Saifuddin (Yance) dan Tatang Farhanul dengan 15,20 persen dan pasangan Dikdik M Arief dan Cecef Nana Suryana Toyib yang mendapat 1,76 persen suara responden. Dengan tingkat kesalahan survei lebih kurang 1,5-2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen, selisih suara Aher/Demiz (ADEM) dan Dede-Lex Laksamana (DeLman)  tidak signifikan secara statistik. Artinya, bisa jadi sebetulnya DeLman yang berada di posisi pertama, lebih tinggi sedikit dari ADEM.
 
Jika dibandingkan survei Puskaptis yang pertama November 2012, ADEM mengalami defisit dukungan sebesar 4% sementara DeLman mampu meningkatkan elektabilitasnya sekitar 6% dalam 2 bulan. Potret elektabilitas pada November 2012 lalu adalah: Aher-Deddy menempati urutan pertama dengan raihan 34,8 persen. Menempel ketat di urutan selanjutnya adalah Dede Yusuf-Lex Laksmana dengan elektabilitas sebesar 21,2 persen. Sedangkan di urutan ketiga adalah Rieke Dyah Pitaloka-Teten Masduki dengan 15,7 persen.

Kemudian Irianto MS Syaifiuddin atau Yance-Tatang Farhanul Hakim dengan 7,3 persen. Sedangkan duet Dikdik Mulyana Arif Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib menempati urutan buncit dengan hanya 1,9 persen. Kenaikan elektabilitas pasangan DeLman, Nengtet (Oneng-Teten) dan Rantang (Irianto-Tatang) diikuti dengan turunnya pemilih mengambang dari 19% menjadi hanya 6.8% pada awal Februari 2013. Ini berarti, menjelang hari pemilihan, responden semakin firm dengan pilihannya, dan cenderung untuk tidak memilih ADEM.
 
Survei diadakan persis setelah kasus penangkapan Presiden PKS saat itu oleh KPK. Barangkali ini yang menjelaskan turunnya dukungan terhadap ADEM sampai 4%. Survei oleh lembaga lain, LSI, yang diadakan di pertengahan bulan Januari 2013, menunjukkan pasangan DeLman unggul dengan 35,8% sedangkan ADEM meraih 27,4%. Tapi survei ini menyasar lebih sedikit responden (hanya 440) dan tingkat kesalahannya 4,8%. Intinya sama, ADEM dan DeLman masih bisa saling bertukar posisi.
 
Bagaimana hasil akhir?
Prediksi saya, pemenang pilgub Jabar akan mengantongi suara sekitar 31% saja. Dia bisa ADEM ataupun DeLman. Artinya, pilgub hanya akan berlangsung satu putaran saja. Patut disyukuri. Karena ini berarti menghemat biaya pemilu dan juga enerji rakyat (kabar buruk buat konsultan survei, hehehe…). Kalau sampai 2 putaran, ADEM dan DeLman akan bertarung ulang head-to-head. Bila itu terjadi, sudah hampir pasti pupuslah harapan ADEM mempertahankan singgasana Jabar 1.
Siapapun pemenangnya pada pilgub ini, apakah ADEM ataupun DeLman, mesti diingat bahwa mereka hanya akan meraih suara sedikit di atas 30%. Artinya, hampir 70% pemilih sebetulnya menolak mereka. Tapi itulah demokrasi.

Oleh :
Rasikhah  
rasikhah2@gmail.com
 

0 komentar:

Posting Komentar